Senin, 22 Februari 2016

Nilai-Nilai Luhur Budaya Dalam Pelestarian dan Keindahan Budidaya Pertanian Organik #2

padi organik percontohan [dokpri diberi pemilik NOSC]

Hari Sabtu, tanggal 16 Januari 2016 adalah hari pekan yang sudah disiapkan untuk berlibur di wisata alam. Pada malam harinya, Jum’at malam tanggal 15 Januari 2016 saya sempat mampir ke rumah Pak Rachman. Rumahnya ada di Blok E, tidak jauh dari rumah saya, di Blok G. Kita membahas keberangkatan ke tempat wisata alam esok hari. Kemudian disepakati Pukul 07.30 WIB esok pagi hari nanti kita akan berangkat menuju wisata alam padi organik menggunakan mobil saya. Istri dan kedua anak saya sudah mengetahui jauh hari sebelumnya tentang wisata alam yang satu ini. Apalagi Dafa, putra pertama saya, dia selalu menanyakan kapan akan berangkat ke tempat wisata yang ada padinya itu. Ya betul, atas informasi dari Pak Rachman saya bisa mengetahui ada sebuah objek wisata di daerah Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, yaitu wisata alam padi organik.

Tibalah pada harinya berwisata, Sabtu, 16 Januari 2016. Saya dan istri terlebih dahulu sembahyang sholat subuh, sekitar pukul 04.30 WIB. Satu jam kemudian Dafa dan Azka, kedua putra saya terbangun dari tidur. Kemudian kami mandi dan bersiap-siap. Sebelum berangkat terlebih dahulu kita sarapan. Kita berangkat tidak membawa bekal, sebab menurut informasi dari Pak Rachman bahwa di tempat wisata yang akan kita kunjungi nanti bakal ada makan siang.

Tepat pukul 07.15 WIB, saya, istri dan kedua putra saya sudah siap berangkat. Kami naik mobil, lalu menghampiri Pak Rachman terlebih dahulu. Pada saat saya hampiri rumahnya, ternyata pintu rumahnya dikunci. Ternyata dia masih tidur. Saya tahu itu, sebab ketika saya telepon bunyi suara panggilan ponsel miliknya terdengar dari luar. Saya mengucapkan salam sembari mengetuk pintu rumahnya dan memannggil namanya, tidak juga menyahut. Kemudian pada panggilan keempat barulah dia merespon dan meminta maaf atas ketidakdispilinan terhadap janji keberangkatan yang telah kita sepakati karena tidur terlampau larut malam, sehingga tidurnya pulas sekali.

Sekitar pukul 08.00 WIB barulah kami berangkat menuju arah Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi, tempat lokasi wisata alam itu berada. Saya minta Pak Rachman untuk duduk di samping saya, sedangkan istri dan kedua anak saya duduk dikursi tengah mobil, sebab dialah sebagai penunjuk jalannya. 

Perjalanan ke sana searah ketika kita bepergian dari Sukabumi ke Jakarta. Nah, nanti kita akan melalui dua kecamatan yang terkenal macetnya karena terdapat pasar tergolong ramai yang mengapit jalan utama di dua daerah tersebut. Bagi warga Sukabumi atau para pengendara yang sering melewati jalan utama di Sukabumi tentu sudah hapal betul dengan kondisi jalan yang sebenarnya di tempat tersebut. Untuk menghindari macet, ada dua jalan alternatif yang berfungsi menghindari jalan utama yang ada pasarnya.

Kedua pasar tersebut adalah pasar Cibadak dan pasar Cicurug. Jalan alternatif yang saya lalui adalah jalan untuk menghindari Pasar Cibadak. Sedangkan dari arah Jakarta yang ingin berwisata di Wisata Alam Padi Organik ini terlebih dahulu harus mengambil jalan alternatif sebelum Pasar Cicurug kemudian barulah menjumpai jalan kecamatan Cibadak. Nah, sebelum masuk pasar Cibadak ada sumbu jalan alternatif tidak melalui pasarnya. Pada jalan alternatif Cibadak inilah nanti kita akan ketemu daerah Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi yang merupakan alamat tempat wisata alam padi organik.

Adapun dari Jakarta menuju ke tempat objek wisata tersebut dengan perjalanan normal dan jarak kurang lebih 90 km akan menempuh perjalanan sekitar tiga jam jika tidak macet. Tapi bila macet bisa sampai lima jam, bisa lebih atau kurang. Setelah saya sudah masuk melalui jalan alternatif Cibadak, saya ambil jalan ke arah Nagrak setelah menjumpai tanda petunjuk jalan yang tampak terlihat besar di atas berwarna hijau, seperti umumnya penunjuk jalan. Kurang lebih dua kilometer dari arah petunjuk jalan kita akan masuk ke Kampung Parigi. Di tempat terpencil tersebutlah ada sebuah obejk wisata berdiri sebagai wisata alam yang belum pernah saya jumpai.

Kami tiba di objek wisata itu sekitar pukul 08.45 WIB. Memang sesuai dengan perkiraan Pak Rachman, bahwa perjalanan dari rumah ke tempat wisata kurang lebih menmpuh waktu 40 menit. Lalu saya parkir di halaman depan yang kosong. Area parkir memang tidak begitu besar seluas lapangan bola. Mungkin hanya cukup untuk 8 mobil jenis Toyota Avanza. 

Memang wisata alam ini tergolong tempat wisata yang tidak begitu besar kapasitasnya. Luas lahan objek wisata alam padi organik ini hanya lima hektar.  Pendiri sekaligus pemiliknya bernama Pak Haji Ahmad Jatika. Didirikan pada tahun 2007, wisata alam padi organik ini memiliki tiga kegiatan utama. Pertama adalah Pelatihan Pertanian Organik. Kedua, Pendampingan dan yang ketiga adalah Konsultasi Agribisnis. Cara bercocok tanam padinya yang alami dan bersifat organik yaitu dengan budi daya tani sistem SRI. Sehingga kita bisa tahu langsung bagaimana padi organik itu dibudidayakan. Kita juga akan diajarkan kenapa harus memilih pertanian organik, pengenalan terhadap struktur dan sistem ekologi tanah secara organik, praktek tanam padi organik hingga ke cara pembuatan pupuk organik cair (MOL) dan pembuatan pupuk padat organik (kompos).

Menurut Dr. Ir. Mubniar Purwasasmita, yang juga dipercaya sebagai Ketua Umum Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, dalam bukunya berjudul “Padi SRI Organik Indonesia” menjelaskan bahwa System of Rice Intensification yang disingkat SRI ini merupakan suatu metode budi daya tani padi yang intensif ruang dan efesien bahan berbasis pengelolaan interasksi tanaman dengan bioreaktornya yang mencakup mekanisme siklus ruang yang dibangun oleh bahan organik kompos dan siklus kehidupan yang dibangun oleh semaian mikroorganisme lokal (MOL). Buku tersebut saya dapatkan dari Titin, salah seorang pemandu training objek wisatanya.
 NOSC Tampak Depan [dokpri diberi pemilik NOSC]

Objek wisata alam padi organik yang ada di daerah Nagrak Kabupaten Sukabumi itu oleh pendirinya yang akrab disapa Pak Jatika diberi nama NOSC. Awalnya singkatan NOSC adalah kependekan dari Nagrak Organik SRI Centre. Sebab lokasinya berada di Kecamatan Nagrak. Tapi seiring berjalannya waktu, banyak dari para kelompok tani di berbagai daerah, para pengusaha, instansi dari dalam dan luar negeri, akademisi bahkan beberapa selebriti yang sudah datang untuk mengikuti kegiatan pelatihan pertanian di NOSC. Sehingga arti dari singkatan NOSC dirubah menjadi Nusantara Organik SRI Centre.

Berikut ini adalah informasi beberapa peserta yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan pertanian organik NOSC yang saya dapatkan dari hasil perbincangan Bapak Haji Ahmad Jatika di Pendopo favoritnya;
  • Petani-petani (dari beberapa daerah di Indonesia)
  • Petugas-petugas dari Dinas (Pertanian, Kehutanan, PU, dll)
  • Wiraswasta dari dalam maupun luar negeri
  • Komunitas-komunitas yang berhubungan dengan pertanian Organik 
  • Selebritis : Iwan Fals beserta IFM, Andy Arsyil Rahman, Mark Sungkar, Dessy Ratnasari.
  • Akademisi dari dalam dan luar negeri (IPB, UGM, Udayana, Andalas, Universitas Negeri Gorontalo dll, The Tokyo University, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Utara Malaysia)
  • CSR & Instansi dari Luar Negeri (Kementerian Pertanian Vietnam, Solomond Islands, FTC Malaysia, Timor Leste, Haiti, BERNAS Berhad Malaysia, Koperasi Belia Islam Malaysia, Caritas Cezch, Caritas Australia, GIZ)
  • CSR dan Instansi dalam negeri (Garuda Indonesia, PT. Philip Moris Indonesia, Marathon Indonesia Petroleum Industry Ltd., Indofood Div. Bogasari, PT. SOHO) 
Bersambung dimari.


0 komentar:

Posting Komentar